hari rabu tanggal 16 bulan maret tahun 2011, hari itu aku berencana ke rumah sahabatku arini di adipala cilacap mau menemaninya, kata orang kalau sahabatnya mau nikah harus ditemani, mungkin maksutnya biar mengurangi stressnya, hehehe..karena aku tahu orang mau menikah itu rasanya campur aduk, ah tapi arini curang nanti waktu aku mau nikah dia sudah tidak bisa menemaniku, karena katanya yang boleh menemani hanya yang masih lajang saja, trus sapa yang menemaniku besok?
Awalnya aku berencana berangkat pagi, biar sampai di adipala masih siang, jadi waktu bersama arini lebih lama, tapi ternyata masih ada yang harus ku selesaikan dulu, dan jadwal keberangkatanku ke adipala pun di undur sampai pukul empat sore. Yah akhirnya aku berangkat sekitar jam setengah lima, meleset sedikit dari perkiraan, aku memang pernah ke rumah arini, naik mobil, naik motor bahkan naik bus, tapi itu semua ndak pernah sendiri, kali ini aku harus kesana naik bus dan sendirian, ah ibu saja sempat meragukanku, dan aku juga tahu ada seseorang yang mengkhawatirkanku, karena mereka berdua tahu orang yang mereka sayangi ini sangat lemah membaca peta dan mengingat jalan, ini sudah teruji, berulang kali nyasar, setiap orang kalau pergi sama aku pasti tanya : "kamu yakin ini jalannya?" hehe, bagiku ini termasuk salah satu anugrah, jadi nanti kelak suamiku yang akan selalu membimbing perjalananku, hehehe..:D
Yap! berbekal sms dari arini katanya nanti aku naik bus dua kali, yang pertama aku harus turun di cantelan, trus nanti naik bus lagi jurusan kroya itu lewat pasar adipala. Biasanya aku mengantar arini menunggu bus di perempatan tanjung dan dia naik bus jurusan menganti, sampai di perempatan tanjung ada itu bus jurusan menganti, penuh sekali, ah malas aku naik kendaraan umum yang penuh, tapi kondekturnya bilang "mba ini bus terakhir!" ya sudah apa boleh buat sudah hampir jam lima juga, akhirnya aku naik bus itu dan harus berdiri, ampun sudah lama ndak naik kendaraan umum, rasanya jadi pusing apalagi berdiri, waktu kondekturnya narik uang bayaran aku bilang "pak, turun di cantelan yaa..." . Berdiriku lumayan lama sampai pada akhirnya aku dapat tempat duduk, setiap ada penumpang yang turun atau naik aku selalu mengingatkan kondektur untuk menurunkanku di cantelan, mungkin kondekturnya sampai malas mendengarkanku, itu salah satu strategiku agar tidak nyasar. Baru duduk sebentar ada penumpang naik, menurutku bukan penumpang biasa, lelaki cukup tua dan bisa dibilang kakek tua, posisi bus masih penuh, aku memang baru duduk tapi tetap saja aku tak tega melihat si kakek harus berdiri. Kemudian aku persilahkan kakek itu untuk duduk di bangkuku, bukan main senangnya kakek itu, dia sampai mendoakanku dan doanya itu diucapkan keras sekali sampai seisi bus memandangku, doanya diucapkan dalam bahasa jawa "Maturnuwun nggih cah ayu, mugi-mugi enggal rampung sekolahipun, enteng jodoh, pikantuk rizky ingkang halal..." amin amin Ya Rabbal alamin, tidak ada yang kebetulan di dunia ini, semua sudah di atur olehNYA termasuk pertemuanku dengan kakek itu dan isi doanya yang memang selalu aku panjatkan akhir-akhir ini. Sampai di daerah mana aku lupa, kakek itu turun dan dia menyuruhku kembali duduk di bangku yang ku berikan kepadanya. Sambil memandang ke arah luar aku merasa puas, bukan karena telah didoakan tapi entah kenapa perasaan itu muncul. Sampai di suatu tempat kondekturnya berkata padaku : "mba cantelan mba, turun disini kan?" oh, sudah sampai rupanya.
Aku turun di pertigaan cantelan, di depan mamang jualan kentacky. Jalanan menjelang magrib cukup ramai juga, menghilangkan pusing, memandangi langit menjelang magrib. Saking asiknya melihat langit (bahasa halusnya melamun untukku kata kakak..:D), aku sampai ndak sadar ada bus berhenti di depanku dan klakson klakson, mamang kentackynya nyolek bahuku trus bilang : "neng itu jurusan adipala busnya, mau naik?" oh iya, aku baru sadar dan aku langsung naik, di bus itu cuma aku sendiri, kata pak supirnya juga itu bus terakhir, alhamdulillah beruntungnya aku. Sampai di pasar adipala aku diturunkan, aku ingat kalau dari pasar ke rumah arini tinggal jalan kaki sedikit. Waktu turun aku pikir busnya mau belok eh ternyata lurus dan itu lewat depan rumah arini, ah lupakan! Anggap saja olahraga, jalan kaki sedikit saja. Dan Alhamdulillah sampai rumah arini dengan selamat disambut dengan adzan magrib.
Perjalanan yang menyimpan banyak pesan bagiku..:)
No comments:
Post a Comment