“Ya Rabbana, ampunilah dosa-dosa anak kami yang kami cintai dan kami kasihi ananda Ary Ginanjar Agustian. Ya Allah, hapuskanlah noktah-noktah noda pada amalnya dan berikan ia kemampuan untuk menepis datangnya dosa-dosa baru dengan melawan dan mengusir syaitan yang sering datang untuk membujuk dan merayu.” Itulah cuplikan doa yang diucapkan kedua orangtua Ary Ginanjar Agustian, A. Rochim Agustjik dan Ana Rochim dalam perayaan milad anaknya yang ke-46, Kamis (24/3).
Masih dalam doanya, kedua orangtua Ary Ginanjar yang akrab disapa Opa dan Oma memohon kepada Allah SWT agar menganugerahi anaknya kearifan dan penghayatan yang semakin dalam akan kekuasaan, kemuliaan, dan kebesaran Allah. Sehingga ia menjadi makin mantap berserah diri kepada-Nya serta makin merasa nikmat dalam beribadah kepada Sang Maha Pencipta.
Menurut Opa, anak pertamanya Ary Ginanjar Agustian, penggagas dan penemu metode The ESQ Way 165, itu lahir pada 24 Maret 1965 tepat pukul 16:15 dan itu semua tercatat di akte kelahiran yang dikeluarkan Soreang, Bandung, Jawa Barat.
Tidak kurang dari 500 karyawan serta alumni training ESQ berkumpul pada Kamis (24/3), di ruang Andalusia Menara 165, Cilandak Jakarta, untuk merayakan milad Ary Ginanjar sebagai tanda ucapan terima kasih atas keikhlasannya memberikan pemaknaan akan Iman, Islam, dan Ikhsan (165).
Perayaan milad diawali dengan pembacaan doa yang dipersembahkan oleh alumni training Kids dan Mahasiswa, kemudian dilanjutkan dengan group paduan suara religi Tabina 165. Group salawat binaan Oma ini membawakan dua lagu, salah satunya ialah lagu andalan mereka yang dipersembahkan khusus menyambut milad Ary Ginanjar Agustian yaitu Zainal Anbiya.
Ary Ginanjar mengatakan, “Hari ini adalah bukan hari perayaan buat saya, tapi untuk ibu yang bersimbah darah melahirkan, menyusui, dan mendidik saya serta untuk bapak saya yang mengajarkan saya berjalan. Saya ingin hari ini kebahagiaan itu dicurahkan untuk bapak dan ibu saya, semoga kedua orang tua saya bahagia karena pernah melahirkan dan membesarkan saya."
Dengan bercucuran air mata Ary mengatakan, tiap hari ia selalu menghitung 'argometer' umur yang selalu berpacu untuk menghitung waktu perjumpaan dengan Allah SWT.
“Di satu sisi saya mencintai Allah dan merindukan Nabi Muhammad, tetapi di sisi lain saya merindukan berkumpul dengan orangtua dan keluarga saya. Namun hati saya luluh setelah membaca surat Al-Ashr yang mengatakan: sesungguhnya manusia dalam kerugian, kecuali orang beriman yang mengerjakan amal saleh dan saling menasehati supaya mentaati kebenaran dan menasehati supaya menetapi kesabaran,” ungkapnya.
saat syukuran milad |
bersama personal assistantnya @19th floors menara 165 |
we are samurai |
No comments:
Post a Comment