Tasikmalaya, 29 Nopember 2010
Apa kabar negaraku…?
Hari ini aku kangen banget sama kamu, Terimakasih ya, karena disinilah aku dan semua keluargaku tinggal, sahabatku, saudaraku, teman, cinta dan semuanya…
Negaraku, aku rindu sekali dengan dirimu, rindu dengan kelembutan hati para penghuni tanah airmu, rindu tentang nilai nasionalisme yang selalu tertancap dalam hati setiap pnghunimu ketika dwi warnamu dikibarkan, rindu akan semangatnya para mahasiswa yang selalu membela aspirasi rakyat…
Rindu dengan kemerdekaanmu…
Negaraku, mungkin aku belum bisa berbuat banyak untukmu, mungkin aku bekum bisa mengharumkan tanah airmu, tapi aku janji suatu saat nanti aku akan membuat dirimu dikenal oleh semua orang berkat jasaku… aku bersumpah demi dirimu…
Negaraku, aku janji, aku tidak akan pernah lagi meneteskan air mata karena apa yang terjadi di dalam tubuhmu belakangan ini, aku akan terus tersenyum dan terus bangga padamu…
Negaraku, sangat berat bila harus menerima kenyataan yang ada dalam tubuhmu saat ini, tapi sekali lagi aku tidak akan pernah malu untuk membelamu, mau sehancur apapun dirimu, sebobrok apapun orang-orang yang memimpinmu, tetap Indonesiaku yang kubanggakan…
Negaraku, inget gak waktu itu tanahmu aku tikam dengan belatiku guna menancapkan tiang bendera kelompok Pencinta Alam yang aku ada sebagai anggotanya, aku tidak tau saat itu kamu merasakan sakit seperti apa, tapi di puncak gunung itu aku yakin kamu merasa tersakiti oleh tajamnya belatiku, maafkan aku ya…
Negaraku, inget gak waktu itu aku pernah membuat airmu tersendat karena sampah plastik yang kubuang ketika aku pulang dari sekolah, aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya tenggorokanmu ketika air yang mengalir itu aku sumbat dengan sampah-sampah kotor itu, maafkan aku negaraku, maafkan aku Indonesia…
Negaraku, mungkin itu hanya aku, tapi aku yakin diluar sana ada yang lebih banyak lagi berbuat tidak adil padamu, maafkan mereka negaraku, ampuni mereka negaraku, do’akan mereka supaya mereka sadar kalau apa yang mereka lakukan itu salah…
Do’akan mereka negaraku, jangan kau marah pada mereka, karena mereka juga mungkin tidak tau setan apa yang merasuki mereka?
Tapi aku yakin, tanpa aku meminta maaf padamu juga, kamu sudah sangat sayang padaku, setiap hari kau memberiku warna langit yang indah, setiap hari kau memberiku udara yang sejuk, setiap hari kau memberiku udara yang luar biasa segarnya, sehingga aku tidak pernah merasa tersesak, bahkan setiap hari airmu aku teguk dengan penuh semangat dan tanahmu aku pijak dari semenjak dulu sampai sekarang dan kau masih tetap kokoh…
Negaraku, kau memang terlalu baik padaku…
Beberapa bulan yang lalu aku berangkat ke ibu kotamu, aku datang ke bundaran HI, melihat patung selamat datang, dan pada waktu berkumpul lebih dari lima puluh ribu wargamu untuk memperingati hari kebangkitan moral bangsa, aku terharu pada waktu itu, karena masih banyak orang-orang yang mencintaimu karena-NYA…
Negaraku, mungkin aku bukan termasuk pejuang reformasi atau pejuang kemrdekaanmu, tapi aku selalu cinta padamu, percaya dech…. Hehehehe
Negaraku, kamu selalu bilang kepadaku “bhineka tunggal ika” yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, ya itulah kamu negaraku, begitu banyak pulau yang ada dalam pangkuanmu, begitu banyak bahasa yang kau pegang, adat yang kau jungjung, budaya yang kau jaga, serta bangsa yang kau lindungi, tapi kau tetap mempertahankan semuanya dan membentengi mereka dengan benteng INDONESIA…
Negaraku, aku tau beberapa waktu belakangan ini terjadi bencana besar menimpa dirimu, di Sumatera, di Merapi, dan di Wasior, dan aku melihat kehancuran demi kehancuran disana, tidak sedikit nyawa yang hilang, dari berita-berita juga banyak diceritakan kerusakan yang dahsyat dimana-mana, tapi yang membuat aku bangga dan selalu meneteskan air mata yaitu rakyatmu, mereka dari segala lapisan dengan cepat mengirim bala bantuan apa saja. Sumbangan yang di buka oleh beberapa statsiun TV hanya dalam hitungan jam bisa terkumpul mencapai belasan milyar.
Aku bahkan sampai geleng-geleng kepala sendiri seklaigus bangga, ternyata dirimu masih ada, rakyatmu yang kata dunia di anggap sebagai manusia yang acuh tak acuh ternyata masih suka membantu satu sama lain, dimana-mana, di seluruh kota besar di Indonesia posko kemnusiaan untuk bantuan berdiri di jalan-jalan, bahkan murid SD dan TK ikut mengumpulkan sumbangan. Aku sampai terharu sendiri, sampai kaget sendiri. Ternyata bencana yang kau rasakan ini mampu memberikan banyak pelajaran berharga dan memberitahukan pada dunia kalau rakyat di Indonesia masih merasa satu, Tanah Air ini masih ada, setiap orang masih peduli saudara sebangsanya.
Negaraku, pernah ada rakyatmu yang bilang kepadaku, “ mudah untuk menjadi sarjana yang baik, ahli hukum yang baik, guru yang baik, arsitek yang baik, pebisinis yang baik, bahkan mentri yang baik, tapi susah sekali menjadi orang yang baik. Karena itu aku hanya ingin menjadi orang baik dan sangat baik bahkan lebih dari sekedar baik, aku ingin menjadi orang yang berguna, orang yang berguna di atas yang terbaik, untuk dirimu….
Aku sambil nulis sambil denger lagu juga ya, hehehehehe
Open File… my music… lagu nasionalis-cokelat-Bendera
Speaker selected… play… Bendera. Cokelat.
Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi slalu kucoba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi slalu kucoba tuk melindungimu
“Suatu kehormatan bagiku bisa hidup dalam pangkuan ibu pertiwimu, saya Pandu Rahayu seseorang yang mencintai Tanah Air ini…”
Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tap selalu kucoba tuk mengharumkanmu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi selalu kucoba tuk mengindahkanmu
“Sekali lagi saya Pandu Rahayu, dengan bangga mencintaimu Indonesiaku, mencintaimu sepenuhnya… saya mencintai megri indah ini dengan gugusan pulaunya sampai saya mati dan menyatu dengan tanah tercinta ini.”
Kupertahankan kau… demi kehormatan bangsa…
Kupertahankan kau… demi tunmpah darah…
Semua pahlawan-pahlawanku…
“dan selama ribuan langkah kaki ini, selama hati ini bertekad, hingga semuanya bisa terwujud sampai disini, takkan pernah sekalipun aku menyerah mengejar mimpiku, saya Pandu Rahayu, saya mencintai tanah ini dengan seluruh hati saya.”
Merah putih teruslah kau berkibar…
Di ujung tiang tertinggi…
Di Indonesiaku ini…
“saya Pandu Rahayu… saya bangga bisa berada disini bersama para rakyatnya, saya akan mencintai tanah air ini seumur hidup saya, saya akan menjaganya, dengan apapun yang saya punya, saya akan menjaga kehormatannya seperti saya menjaga diri saya sendiri. Seperti saya akan selalu menjaga mimpi-mimpi saya terus hidup bersama tanah air tercinta ini.”
Merah putih… teruslah kau berkibar…
Di ujung tiang tertinggi…
Di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar…
Ku akan selalu menjagamu…
Dan saya Pandu Rahayu, dengan yakin dan berani akan selalu ada untukmu…
Sekali lagi, Terimakasih Negaraku…
Dwi warnamu akan selalu berkibar dengan gagahnya…
Dan kamu akan selalu menjadi Tanah Airku yang luar biasa
Dan kamu satu, kamulah INDONESIA
Dariku yang selalu mencintai dan bangga padamu
PANDU RAHAYU
Apa kabar negaraku…?
Hari ini aku kangen banget sama kamu, Terimakasih ya, karena disinilah aku dan semua keluargaku tinggal, sahabatku, saudaraku, teman, cinta dan semuanya…
Negaraku, aku rindu sekali dengan dirimu, rindu dengan kelembutan hati para penghuni tanah airmu, rindu tentang nilai nasionalisme yang selalu tertancap dalam hati setiap pnghunimu ketika dwi warnamu dikibarkan, rindu akan semangatnya para mahasiswa yang selalu membela aspirasi rakyat…
Rindu dengan kemerdekaanmu…
Negaraku, mungkin aku belum bisa berbuat banyak untukmu, mungkin aku bekum bisa mengharumkan tanah airmu, tapi aku janji suatu saat nanti aku akan membuat dirimu dikenal oleh semua orang berkat jasaku… aku bersumpah demi dirimu…
Negaraku, aku janji, aku tidak akan pernah lagi meneteskan air mata karena apa yang terjadi di dalam tubuhmu belakangan ini, aku akan terus tersenyum dan terus bangga padamu…
Negaraku, sangat berat bila harus menerima kenyataan yang ada dalam tubuhmu saat ini, tapi sekali lagi aku tidak akan pernah malu untuk membelamu, mau sehancur apapun dirimu, sebobrok apapun orang-orang yang memimpinmu, tetap Indonesiaku yang kubanggakan…
Negaraku, inget gak waktu itu tanahmu aku tikam dengan belatiku guna menancapkan tiang bendera kelompok Pencinta Alam yang aku ada sebagai anggotanya, aku tidak tau saat itu kamu merasakan sakit seperti apa, tapi di puncak gunung itu aku yakin kamu merasa tersakiti oleh tajamnya belatiku, maafkan aku ya…
Negaraku, inget gak waktu itu aku pernah membuat airmu tersendat karena sampah plastik yang kubuang ketika aku pulang dari sekolah, aku tidak bisa membayangkan betapa sakitnya tenggorokanmu ketika air yang mengalir itu aku sumbat dengan sampah-sampah kotor itu, maafkan aku negaraku, maafkan aku Indonesia…
Negaraku, mungkin itu hanya aku, tapi aku yakin diluar sana ada yang lebih banyak lagi berbuat tidak adil padamu, maafkan mereka negaraku, ampuni mereka negaraku, do’akan mereka supaya mereka sadar kalau apa yang mereka lakukan itu salah…
Do’akan mereka negaraku, jangan kau marah pada mereka, karena mereka juga mungkin tidak tau setan apa yang merasuki mereka?
Tapi aku yakin, tanpa aku meminta maaf padamu juga, kamu sudah sangat sayang padaku, setiap hari kau memberiku warna langit yang indah, setiap hari kau memberiku udara yang sejuk, setiap hari kau memberiku udara yang luar biasa segarnya, sehingga aku tidak pernah merasa tersesak, bahkan setiap hari airmu aku teguk dengan penuh semangat dan tanahmu aku pijak dari semenjak dulu sampai sekarang dan kau masih tetap kokoh…
Negaraku, kau memang terlalu baik padaku…
Beberapa bulan yang lalu aku berangkat ke ibu kotamu, aku datang ke bundaran HI, melihat patung selamat datang, dan pada waktu berkumpul lebih dari lima puluh ribu wargamu untuk memperingati hari kebangkitan moral bangsa, aku terharu pada waktu itu, karena masih banyak orang-orang yang mencintaimu karena-NYA…
Negaraku, mungkin aku bukan termasuk pejuang reformasi atau pejuang kemrdekaanmu, tapi aku selalu cinta padamu, percaya dech…. Hehehehe
Negaraku, kamu selalu bilang kepadaku “bhineka tunggal ika” yang berarti “berbeda-beda tetapi tetap satu jua”, ya itulah kamu negaraku, begitu banyak pulau yang ada dalam pangkuanmu, begitu banyak bahasa yang kau pegang, adat yang kau jungjung, budaya yang kau jaga, serta bangsa yang kau lindungi, tapi kau tetap mempertahankan semuanya dan membentengi mereka dengan benteng INDONESIA…
Negaraku, aku tau beberapa waktu belakangan ini terjadi bencana besar menimpa dirimu, di Sumatera, di Merapi, dan di Wasior, dan aku melihat kehancuran demi kehancuran disana, tidak sedikit nyawa yang hilang, dari berita-berita juga banyak diceritakan kerusakan yang dahsyat dimana-mana, tapi yang membuat aku bangga dan selalu meneteskan air mata yaitu rakyatmu, mereka dari segala lapisan dengan cepat mengirim bala bantuan apa saja. Sumbangan yang di buka oleh beberapa statsiun TV hanya dalam hitungan jam bisa terkumpul mencapai belasan milyar.
Aku bahkan sampai geleng-geleng kepala sendiri seklaigus bangga, ternyata dirimu masih ada, rakyatmu yang kata dunia di anggap sebagai manusia yang acuh tak acuh ternyata masih suka membantu satu sama lain, dimana-mana, di seluruh kota besar di Indonesia posko kemnusiaan untuk bantuan berdiri di jalan-jalan, bahkan murid SD dan TK ikut mengumpulkan sumbangan. Aku sampai terharu sendiri, sampai kaget sendiri. Ternyata bencana yang kau rasakan ini mampu memberikan banyak pelajaran berharga dan memberitahukan pada dunia kalau rakyat di Indonesia masih merasa satu, Tanah Air ini masih ada, setiap orang masih peduli saudara sebangsanya.
Negaraku, pernah ada rakyatmu yang bilang kepadaku, “ mudah untuk menjadi sarjana yang baik, ahli hukum yang baik, guru yang baik, arsitek yang baik, pebisinis yang baik, bahkan mentri yang baik, tapi susah sekali menjadi orang yang baik. Karena itu aku hanya ingin menjadi orang baik dan sangat baik bahkan lebih dari sekedar baik, aku ingin menjadi orang yang berguna, orang yang berguna di atas yang terbaik, untuk dirimu….
Aku sambil nulis sambil denger lagu juga ya, hehehehehe
Open File… my music… lagu nasionalis-cokelat-Bendera
Speaker selected… play… Bendera. Cokelat.
Biar saja ku tak sehebat matahari
Tapi slalu kucoba tuk menghangatkanmu
Biar saja ku tak setegar batu karang
Tapi slalu kucoba tuk melindungimu
“Suatu kehormatan bagiku bisa hidup dalam pangkuan ibu pertiwimu, saya Pandu Rahayu seseorang yang mencintai Tanah Air ini…”
Biar saja ku tak seharum bunga mawar
Tap selalu kucoba tuk mengharumkanmu
Biar saja ku tak seelok langit sore
Tapi selalu kucoba tuk mengindahkanmu
“Sekali lagi saya Pandu Rahayu, dengan bangga mencintaimu Indonesiaku, mencintaimu sepenuhnya… saya mencintai megri indah ini dengan gugusan pulaunya sampai saya mati dan menyatu dengan tanah tercinta ini.”
Kupertahankan kau… demi kehormatan bangsa…
Kupertahankan kau… demi tunmpah darah…
Semua pahlawan-pahlawanku…
“dan selama ribuan langkah kaki ini, selama hati ini bertekad, hingga semuanya bisa terwujud sampai disini, takkan pernah sekalipun aku menyerah mengejar mimpiku, saya Pandu Rahayu, saya mencintai tanah ini dengan seluruh hati saya.”
Merah putih teruslah kau berkibar…
Di ujung tiang tertinggi…
Di Indonesiaku ini…
“saya Pandu Rahayu… saya bangga bisa berada disini bersama para rakyatnya, saya akan mencintai tanah air ini seumur hidup saya, saya akan menjaganya, dengan apapun yang saya punya, saya akan menjaga kehormatannya seperti saya menjaga diri saya sendiri. Seperti saya akan selalu menjaga mimpi-mimpi saya terus hidup bersama tanah air tercinta ini.”
Merah putih… teruslah kau berkibar…
Di ujung tiang tertinggi…
Di Indonesiaku ini
Merah putih teruslah kau berkibar…
Ku akan selalu menjagamu…
Dan saya Pandu Rahayu, dengan yakin dan berani akan selalu ada untukmu…
Sekali lagi, Terimakasih Negaraku…
Dwi warnamu akan selalu berkibar dengan gagahnya…
Dan kamu akan selalu menjadi Tanah Airku yang luar biasa
Dan kamu satu, kamulah INDONESIA
Dariku yang selalu mencintai dan bangga padamu
PANDU RAHAYU
No comments:
Post a Comment